Asal mula musik rock

Posted by Unknown Senin, 18 Maret 2013 0 komentar

 Musik dapat di kategorikan dalam berbagai Genre atau aliran. Sebuah genre musik dapat di definisikan melalui gaya, teknis, tema dan konteks. 

Dari pengkategorian ini menghasilkan beberapa aliran musik dan salah satunya adalah musik rock ,yang kemudian dibagi menjadi beberapa sub-genre. Musik rock merupakan aliran musik yang cukup fenomenal pada awal kemunculannya pada tahun 1950-an dimana aliran ini sebenarnyamerupakan perkembangan dari campuran beberapa aliran musik yang sudah ada sebelumnya.




Kepopuleran musik rock yang mulai terlihat sekitar 1950-an berakar dari musik seperti blues, gospel dan jazz. Jenis-jenis musik tersebut melekat pada kaum afrika-amerika yang pada masa itu masih terikat dengan sistem perbudakan yang harus mereka jalani. Setidaknya dengan bermusik mereka dapat melepaskan sejenak penderitaan yang mereka rasakan. Dalam musik mereka tersampaikan perasaan ketertindasan atas norma dan nilai perbedaan ras yang sangat kentara serta tentang perjalanan dalam usaha mereka agar bebas dari generasi perbudakan. Musik dari selatan Amerika ini mulai memberikan pengaruhnya ke utara sehubungan dengan adanya pusat rekaman blues di Chicago. Tokoh kulit hitam seperti Muddy Waters, Howlin Wolf, Little Richard dan Chuck Berry mulai dikenali dan menghapuskan pemisahan warna kulit saat itu. Pemikiran-pemikiran dalam musik merekapun mengilhami musisi amerika maupun luar Amerika lainnya seperti Elvis Presley, Rolling Stones, Bob Dylan, The Who, The Beatles, The Doors dll di 1960-an.

Keterlibatan kaum generasi muda meningkat seiring semakin populernya musik rock lewat stasiun-stasiun radio. Dengan masih membawa semangat ideologi musik para pendahulunya, wajah musik rock mewakili perlawanan kaum muda atas keterkungkungan mereka akan sistem. Tekanan sosial dalam persoalan remaja mendominasi tema lagu mereka (Grossberg dalam Bennet, 2005: 123). Musik rock pun mengalami transformasi menjadi beberapa jenis musik seperti heavy metal (Black Sabbath, Led Zeppelin), punk (Sex Pistol, The Clash, Ramones) progressive rock/psychadelic (David bowie, Pink Floyd, Jimmy Hendrix), post-punk (U2, Depeche Mode) sampai alternative rock yang dimulai oleh era Nirvana 1990-an dan variasi subgenre lain yang masih berkembang sampai sekarang. Jadi selain format musik yang ditandai dengan up-beat dan speed-tones (yang juga merupakan simbol pelepasan ekspresi atas tekanan sistem), nilai perjuangan dari masa perbudakan terhadap kulit hitam sampai sentimen dan ekspresi jujur generasi muda terhadap kebobrokan sistem dan ketidakadilan sosial merupakan esensi penting dari musik rock.

Budaya massa

Dari latar belakang sejarah di atas kita bisa melihat bahwa kemunculan musik rock mewakili isu-isu sosial yang terjadi di eranya. Kesadaran khalayak akan nilai yang dibawa musik rock pun membawa kepopulerannya semakin meningkat. Industrialisasi produk dalam peranannya tak bisa dihindari menjadikan musik sebagai sebuah budaya massa. Komersialisasi melalui media massa, fashion dan lainnya menarik minat konsumen-konsumen baru. Tak masalah rasanya jika semua peminat masih menyadari akar pemikiran yang dibawa musik rock di awal kemunculannya, tapi konsekuensi yang kita hadapi sekarang adalah bahwa budaya massa ini melenceng menjadi sekedar wadah pencari keuntungan dimana orang-orang hanya mempedulikan sesuatu sebagai sebuah komoditas. Strinati dalam bukunya Popular Culture: Pengantar Menuju Budaya Populer mengatakan bahwa budaya massa menjadikan nilai tukar seakan lebih penting dari kualitas, nilai dan integritas yang dibawa sebuah produk (2004: 4). Akibatnya lagi, tujuan komersil tersebut membatasi penglihatan masyarakat untuk melihat rock berdasarkan origin-nya. Para pendengar dan bahkan musisi itu sendiri hanya mengambil apa-apa yang diberikan secara tidak bertanggung jawab oleh media. Mereka menyukai musik rock hanya karena kepopulerannya sebagai sebuah trend.

Lebih lanjut, Baudrillard berpendapat bahwa kondisi ini akan bermuara ke efek baru yang menggiring konsumen ke dalam dunia hyper-realitas. Ini merupakan situasi disaat sebuah objek tidak mewakili suatu apapun karena realitas itu sendiri sudah hilang dengan adanya pengganti-pengganti (realitas) baru (Piliang, 1999: 88). Subtitusi yang dimaksud adalah image musik keras, gahar, cepat dan petanda lainnya yang dibangun oleh media massa. Musik rock kali ini malah berkompromi dengan tuntutan pasar yang terpaku untuk lebih mementingkan format daripada isi pesan yang ingin disampaikan. Tentu saja untuk membohongi pendengar agar posisinya tetap bisa dipertahankan dengan cara menyembunyikan ideologi perubahan yang dibawa musik rock.

Jadi musik rock sebenarnya membawa beberapa misi dalam menyuarakan fakta sosial. Dari ideologi dan nilai-nilai yang dibawanya seharusnya kita dapat mengambil kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang mengesankan rock dengan begitu dangkal sekaligus mempertanyakan perkembangan musik khususnya rock yang dianggap sangat signifikan (membodohi pendengar) belakangan ini.

0 komentar:

Posting Komentar